5 Ritual Pubertas Paling Mengerikan - Transisi
dari anak-anak menuju kedewasaan merupakan saat yang penting dalam
kehidupan manusia. Karena itulah masa peralihan ini biasanya disambut
dengan pesta, perayaan, atau tradisi khusus. Di negara-negara barat,
masa peralihan ini disambut dengan pesta debut. Keluarga mengadakan
pesta di mana anak gadis diperkenalkan secara resmi kepada khalayak
untuk pertama kalinya. Pesta debut ini menandai diterimanya si anak
sebagai anggota masyarakat.
Budaya-budaya
di negara lain umumnya memiliki tradisi yang berkonsep serupa. Ritual
transisi untuk menandai peralihan seseorang dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Tetapi tak selalu diwarnai dengan pesta dan kesenangan,
beberapa budaya di dunia menjalankan ritual menyakitkan untuk menyambut
kedewasaan.
Ada
yang harus dipukuli, dicambuk, sampai disayat dengan pisau. Semua itu
ditujukan untuk melatih mental dan ketahanan fisik orang yang
diinisiasi, sehingga kelak dia bisa menjadi manusia yang kuat dan tabah
dalam menjalani cobaan hidup. Tetapi bagi orang-orang dari kebudayaan
lain bisa jadi ritual-ritual ini dianggap kejam.
Berikut adalah 5 Ritual Pubertas Paling Mengerikan seperti yang dirangkum dari Listverse dan Ranker.
1. Mengenakan sarung tangan dengan semut beracun, Amazon
Suku
Satere-Mawe yang hidup di pedalaman hutan Amazon juga memiliki tradisi
mengerikan untuk mengantar pemuda menuju kedewasaan. Para pemuda suku
yang hendak menuju kedewasaan harus menjalani ritual di mana tangan
mereka dimasukkan ke dalam sarung tangan yang sudah diisi semut peluru
selama sepuluh menit.
Sekadar
informasi, semut peluru adalah spesies serangga yang memiliki racun
sangat kuat. Menurut Schmidt Sting Pain Index, tingkat rasa sakit akibat
gigitan semut ini berada pada skala 1,0 - 4,0, bisa digambarkan seperti
terbakar hidup-hidup. Dan rasa sakit itu bisa berlangsung selama
berjam-jam atau sehari penuh.
Ritual
memasukkan tangan ke dalam sarung tangan berisi semut peluru itu
dilakukan sampai 20 kali. Si pemuda harus menahan rasa sakit yang dia
rasakan untuk membutktikan kejantanan dan kekuatannya. Dia tidak boleh
berteriak atau mengeluh walaupun kadang ada saja yang sampai pingsan
karena tak tahan dengan rasa sakitnya.
2. Khitan ala Aborigin, Australia
Suku
Mardudjara adalah salah satu etnis pribumi Aborigin yang merupakan
penduduk asli Australia. Anak-anak lelaki di suku itu menjalani ritual
mirip khitan begitu memasuki usia baliq, yaitu 15 atau 16 tahun. Tetapi
berbeda dengan tradisi khitan di budaya Indonesia, proses khitan ini
dilakukan di depan api unggun menggunakan pisau khusus yang sudah
dimantrai.
Tak ada proses pembiusan seperti yang biasa ditemui dalam pengkhitanan modern. Jadi si anak harus menahan rasa sakitnya.Tak
selesai sampai di situ, setelah proses khitan selesai si anak harus
membuka mulut dan menelan kulit yang dipotong dari organ kemaluannya itu
mentah-mentah.
3. Khitan perempuan suku Sabiny, Uganda
Khitan
untuk wanita sebenarnya adalah praktek yang cukup umum ditemui dalam
berbagai budaya, termasuk Indonesia. Tetapi proses khitan untuk menandai
kedewasaan perempuan yang dijalankan oleh suku Sabiny di Uganda ini
cukup mengerikan dan tak biasa.
Dalam
khitan ala suku Sabiny, bagian klitoris wanita akan dipotong sebagian.
Kadang-kadang klitoris dipotong seluruhnya. Alasannya, dengan tak adanya
klitoris hasrat seksual wanita akan berkurang. Jadi dia akan selalu
setia kepada suaminya kelak dan tidak memiliki perilaku liar di ranjang (
yang dianggap memalukan ).
Saat
khitan berlangsung, perempuan yang menjalaninya harus menahan rasa
sakit luar biasa ketika klitoris disayat. Jika berhasil melaluinya,
dipercaya si perempuan nantinya sanggup menanggung rasa sakit saat
melahirkan anak-anaknya kelak dan melalui berbagai cobaan dalam hidup.
Praktek
khitan tradisional ini dianggap berbahaya oleh kalangan medis karena
tidak dilakukan secara higienis dan tak ada perawatan khusus untuk
mengurangi risiko infeksi pada organ pasien.
4. Penyayatan perut, Nigeria
Etnis
Tiv yang tinggal di Nigeria juga memiliki ritual menyakitkan yang harus
dilakukan para wanita untuk inisiasi menuju kedewasaan. Begitu
mendapatkan haid, gadis-gadis suku Tiv harus menjalani ritual penyayatan
perut. Untuk menandai kedewasaan, perut gadis yang baru mendapat haid
tersebut disayat dengan beberapa torehan luka berbentuk garis
memanjang.
Ritual
ini sifatnya wajib bagi para perempuan di sana. Selain menandakan
kedewasaan, sayatan-sayatan ini dipercaya dapat meningkatkan kesuburan
si gadis. Seorang gadis baru bisa disebut wanita sejati jika sudah
memiliki empat bekas sayatan di perutnya. Dengan begitu mereka pun bisa
mendapatkan jodoh yang baik.
5. Ritual berburu suku Matis, Brasil
Suku
Matis adalah etnis minoritas di Brasil yang mata pencahariannya adalah
berburu. Pria-pria di suku ini adalah pemburu-pemburu yang andal. Tetapi
pekerjaan berburu hanya boleh dilakukan oleh pria-pria dewasa saja.
Para pemuda harus menjalani ritual kedewasaan dulu sebelum diizinkan
ikut dalam kegiatan berburu.Ritual
kedewasaan ini dimulai dengan kegiatan berburu. Para pemuda yang
menjalani ritual dikirim berburu ke hutan untuk pertama kalinya. Sebelum
itu mata mereka ditetesi racun yang konon bisa memperkuat daya
penglihatan dan indera-indera lainnya.
Setelah
itu mereka harus dicambuk dan dipukuli untuk menguji ketahanan fisik.
Tak berhenti sampai di situ, tubuh mereka disuntik dengan racun dari
katak Phyllomedusa yang terkenal mematikan. Orang-orang Matis percaya
racun katak tersebut dapat meningkatkan kekuatan dan kekebalan. Tetapi
sebelum memperoleh kekebalan, si pemuda harus menanggung efek sampingnya
terlebih dahulu, antara lain pusing luar biasa, mual, muntah, bahkan
sampai pingsan.
0 Response to " Ritual Paling Mengerikan Saat Memasuki Remaja "
Post a Comment