Kehidupan di perbatasan indonesia malaysia sangat jauh dari kata mewah, aman dan tentram, begitulah kira-kira keadaan perbatasan indonesia malaysia di kecamatan entikong kbupaten sangau provinsi kalimantan barat, kecamatan ini berada di paling ujung indonesia sekaligus berbatasan langsung dengan serawak malaysia.
Perbatasan sudah selayaknya memiliki pasilitas yang memadai salahsatunya infrastruktur agar daerah-daerah perbatasan dapat dengan mudah dikontrol oleh satuan pengaman.
Yang ada dibenak kita daerah perbatasan digambarkan dengan tembok atau benteng yang kokoh dan dilapisi kawat berduri serta penjagaan yang ketat oleh militer, serta hilir mudik kendaraan patroli yang mengawasi setiap jengkal tanah kedaulatan.
Namun apa kenyataan nya yang ada, perbatasan entikong serawak merupakan daerah terpencil yang sama sekali tidak terperhatikan, sehingga sangat wajar jika sering terjadi pelanggaran-pelanggaran batas wilayah.
Jangankan menemui jalan tol didaerah ini, jalan aspal saja sudah sangat jarang yang masih bagus, yang ada hanyalah jalan berdebu dan jika hujan turun sudah barang tentu jalanan tersebut akan menjadi sungai lumpur yang sangat licin untuk dilalui hanya sekedar oleh pejalan kaki apalagi oleh kendaraan.
Bahkan lebih miris lagi ketika masyarakat enting harus membeli kebutuhan pokok kemalysia karena didaerahnya tidak cukup terdapat kebutuhan hidup sehari-hari yang memadai, maka tak heran jika mereka memiliki semboyan "garuda didadaku malaysia diperutku"
Berikut ini beberapa potret wajah perbatasan entikong serawak :
Peta perbatsan entikong-serawak
Salah satu jembatan kayu diperbatasan
Infrastruktur diperbatasan yang sangat kurang diperhatikan
Jalan berdebu diperbatsan entikong serawak
Warga sedang melintasi sungai lumpur ketika hujan menerpa jalan berdebu
Warga yang pulang belanja dari malaysia
Perbatasan sudah selayaknya memiliki pasilitas yang memadai salahsatunya infrastruktur agar daerah-daerah perbatasan dapat dengan mudah dikontrol oleh satuan pengaman.
Yang ada dibenak kita daerah perbatasan digambarkan dengan tembok atau benteng yang kokoh dan dilapisi kawat berduri serta penjagaan yang ketat oleh militer, serta hilir mudik kendaraan patroli yang mengawasi setiap jengkal tanah kedaulatan.
Namun apa kenyataan nya yang ada, perbatasan entikong serawak merupakan daerah terpencil yang sama sekali tidak terperhatikan, sehingga sangat wajar jika sering terjadi pelanggaran-pelanggaran batas wilayah.
Jangankan menemui jalan tol didaerah ini, jalan aspal saja sudah sangat jarang yang masih bagus, yang ada hanyalah jalan berdebu dan jika hujan turun sudah barang tentu jalanan tersebut akan menjadi sungai lumpur yang sangat licin untuk dilalui hanya sekedar oleh pejalan kaki apalagi oleh kendaraan.
Bahkan lebih miris lagi ketika masyarakat enting harus membeli kebutuhan pokok kemalysia karena didaerahnya tidak cukup terdapat kebutuhan hidup sehari-hari yang memadai, maka tak heran jika mereka memiliki semboyan "garuda didadaku malaysia diperutku"
Berikut ini beberapa potret wajah perbatasan entikong serawak :
Peta perbatsan entikong-serawak
Salah satu jembatan kayu diperbatasan
Infrastruktur diperbatasan yang sangat kurang diperhatikan
Jalan berdebu diperbatsan entikong serawak
Warga sedang melintasi sungai lumpur ketika hujan menerpa jalan berdebu
Warga yang pulang belanja dari malaysia
0 Response to " Kehidupan di perbatasan garuda didadaku malaysia diperutku "
Post a Comment